Dalam
sebuah pertemuan dengan keluarga, istri saya sempat ditanya oleh keluarga yang
lain tentang kegiatan saya yang katanya aktif di pengajian “PKS”, saat itu
kebetulan topic hangat pembicaraan ibu ibu adalah mengenai berbagai macam kelompok pengajian yang ada di
Tanjung Redeb ini. Kayaknya Ini semata bukan karena bergesernya kebiasaan mereka
membicarakan yang lagi hangat di infotaiment tetapi lebih karena pada hari itu persiapan
seorang keluarga yang akan menikah
dengan seorang wanita yang katanya berjilbab besar dan bercadar .Yang tentu ini merupakan pemandangan yang tidak
lazim bagi sebagian mereka.
Dalam
kesempatan itu istri sudah mencoba untuk
menggiring cara berpikir para ibu ibu bahwa islam tidak boleh dipandang
sesempit mana orang tersebut mengikuti sebuah pengajian, sebap kecendrungan dan kebiasaan kita adalah
melihat kekurangan orang ataupun jamaah padahal islam itu medan amalnya sangat
luas.Terlepas dari mengikuti pengajian akan membentengi kita dan keluarga kita
tentu dengan ilmunya bukan pengajiannya dan mencari ilmu itu wajib hukumnya
apalagi ilmu agama. seorang sahabat Khaliq bin Walid begitu terkenal dengan
strategi perangnya berapa banyak pertempuran yang telah dimenanginya sehingga
ia di juluki Si pedang Allah tapi
jangan ditanya berapa banyak hapalannya karena ia seorang yang rendah
hapalannya maka ladang amal utamanya bukan dihapalannya itu. Dalam Sebuah
jamaah pun demikian bisa jadi setiap jamaah memiliki suatu kelebihan dan itu yang
paling sering ia tonjolkan, tetapi celakanya kita sebagai penontong lebih cenderung
melihat, mengungkit dan mengumbar kekurangannya dan lebih celakanya lagi tidak
jarang yang melakukan itu adalah para jamaah itu sendiri terhadap saudaranya di
jamaah lain sehingga yang muncul adalah penyakit fanatisme yang tak berdasar ,
lantas apakah fanatisme itu tidak boleh. Menurut penulis pribadi fanastime
dalam islam itu harus dan sangat penting sebab dengan fanatisme itu sendiri hati kita akan cenderung untuk terus mau memahami
Islam itu sendiri tentu ini akan
menggiring kita kedalam pemahaman islam yang secara keseluruhan sesuai perintah
Allah didalam Al Quran Surah Al-Baqarah ayat 208.
Ketika
ini menjadi akhir dari sebuah fanatisme kita maka Insya akan kita akan lihat Islam
itu menjadi Rahmat bagi seluruh alam, tidak akan lagi kita lihat seorang yang
bangga dengan pengajian yang dia ikuti atau seorang yang sibuk menghujat jamaah
yang lain. Karena semuanya telah mempunyai hujjahnya masing masing dan rasulullah telah mencontohkan bagaimana
hidup dengan orang lain ga usah jauh jauh mikirin sesame muslim yang jelas
harus kita jaga kehormatannya bahkan seorang yahudi yang setiap hari mencaci makinya
pun masih ia sempat ia santuni sampai sampai yahudi tua itupun tahu bahwa makanan
yang di sodorkan Abu bakar bukan dari orang yang biasanya karena ia buta. Lalu berdiri
dimanakah dia jikalau ada jamaah yang selalu merasa diri paling afdhol dimata
Allah. semua telah di atur hubungan kita dengan makhulk hidup di muka bumi
ini.so masih kah kita ingin menepuk dada kita dengan berkata jamaahkulah yang
paling nyunnah.
Perbedaan Pendapat
Terkotak
kotaknya kita dalam beberapa jamaah tidak lepas dari perbedaan pendapat kita
menanggapi suatu masalah bahkan semua permasalahannya terletak pada perbedaan
pendapat lantas apakah dengan berbedanya pendapat kita, kita akan mengatakan
kepada jamaah lain luw gue end. Sesungguhnya
perbedaan pendapat sebuah hal yang lumrah siapa dimuka bumi ini yang tidak
pernah berbeda pendapat. Sahabat dengan Rasulullah saja pernah berbeda pendapat
sehingga sahabat pun harus memastikan itu wahyu atau pendapat pribadi dari nabi
dan ternyata hanya pendapat pribadi dari nabi maka pendapat sahabat yang
kemudian dipakai, kemudian perbedaan
pendapat nabi dengan nabi, malaikat dengan malaikat di kisah orang yang
membunuh 99 orang kemudian menggenapkan 100 ketika rahib itu tidak menunjukan
jalan taubatnya dan rupanya malaikat sendiri pernah berbeda pendapat dengan
Allah ketika Allah menunjuk Manusia sebagia khalifah di muka bumi ini.
Hari
ini kita para jamaah yang ada harus belajar dari orang2 yahudi kata nabi ilmu
itu dimana aja boleh diambil mereka itu bukan tidak pernah berbeda pendapat
tapi ketika berbicara tentang Negara Israel raya di atas tanah rampasan saudara
saudara kita di Pelestine maka mereka akan kompak satu suara dimanapun mereka
berada maka jangan heran dari segi financial mereka sangat kuat.
Sekarang
maukah kita seperti para yahudi itu walaupun berbeda pendapat tetap mau berdiri
bersama merumuskan Negara yang sesuai Tuntunan Allah dan Rasullnya.
0 komentar:
Posting Komentar